Soalan Lazim
Hubungi Kami
Aduan dan Maklum Balas
Peta Laman

KEGAGAHAN ISLAM
Di Sebalik Peridtiwa 11 September

SEPERTI judul sebuah karya sastara,€Sengsara Membawa Nikmat€, begitulah perkembangan Islam di Amarika Syarikat (AS) pasca tragedi 11 September 2001. Mula-mula rakyat AS marah Muslimin setempat, tapi kemudian malah tertarik mempelajari dan memeluk agama Islam.

Sejak traagedi WTC Islam memang tiba-tiba menjadi pembicaraan dan sorotan sangat penting di AS, yang kemudian diikuti dengan berbagai reaksi rakyatnya, mulai dari sikap diskriminatif, perlakuan kekerasan, intimidasi, pelecehan seksual sampi rasa simpati yang begitu besar terhadap ummat Islam.

Reaksi negative muncul lantaran dipicu oleh pemberitaan media-media AS dengan perspektif miring terhadap Islam. Nampaknya, perlakuan buruk terhadap ummat Islam dan symbol-simbol Islam semakin hari semakin bertambah.

Menurut laporan Council on American-Islamaic Relation (CAIR), kekerasan dan diskriminasi yang menimpa umat Islam Amerika semenjak kes WTC sampai bulan Februari 2002 lalu telah mencapai 1717 kes. Bentuknya macam-macam; meliputi penyerangan fizikal (289 kes), pembunuhan (166 kes), diskriminasi di bandaraya (191 kes), perlakuan diskriminasi yang dilakukan baik pihak polis mahupun FBI (224 kes), intimidasi di sekolah (74 kes), perlakuan kebencian yang melibatkan e-mail (315 kes). Yang terbanyak adalah pelecehan seksual terhadap para Muslimah (372 kes). Salah seorang yang menjadi korban Samar Kaukab (22). Seperti diungkap Shid edisi Februari lali, mahasiswi Ohio State Universiti ini dipakse terlanjang untuk digeledah oleh petugas berkuas AS, hanya lantaran ia berjilbab (tudung Labuh). Mereka mencurigai setiap wanita berjilab berpotensi memiliki hubungan dengan terorisme (pengganas).

Keuntungan di sebalik kesulitan ada kemudahan, inna maal-usri yusra. Di samping cerita duka itu ada juga berita gembira. Terdetik khabar, terjadi gelombang besar keperihatinan masyarakat AS terhadap Islam, pasca tragedi itu. Berbagai buku, berita di internet, majalah, artikel, TV tentang Islam banyak mendapat perhatian rakyat AS. Bahkan kebenaran Al-Quran, peristiwa di dalam Al-Quraan seperti diungkap Bill Schnoeblen, seorang penulis buku spiritual yang cukup termasyur di AS, sejak peristiwa 11 september lalu buku paling laris dan banyak diburu rakyat Amarika adalah Al-Quraan. “Jutaan orang ingin tahu apa sebenarnya yang ditulis Al-Quraan sehingga muncul banyak terroris (Pejuang) Islam,€ kata Bill Scholnoeblen dalam sebuah media tempatan Amerika. Sejak peristiwa itu, banyak orang Amerika berebut-rebut mendapatkan Al-Quran sekaligus menggemparkan pemimpin no satu Amarika dan dunia eropah.

Selain Al-Quraan, buku-buku yang banyak dibaca dan diburu adalah tentang “Islam dan Timur Tengah€ serta tentang Terorisme dan Islam€. Buku “Bin Laden€ karya Yussef Bodansky, buku Simon Reeve berjudul “Osama Bin Laden and the Future of Terrorism€ serta buku “Ultimate Terrorist,€ karya Jessica Stern laris manis di toko-toko buku AS.

Situs internet tentang Islam juga kebanjiran pengunjung. Laman web www.relegiostolerance.org, sebuah laman mengenai toleransi antara umat beragama di AS, menyebutkan pernah dikunjungi 6000 orang dalam sehari.

Natijahnya, sejak itu banyak orang AS mengaku semakin memahami tentang Islam Lembaga riset, Pew Research Center, Desember lalu, melakukan penelitian tentang pandangan dan tingkat kepercayaan public AS tentang Islam setelah kes WTC. Hasilnya , 58% rakyat Amerika memberikan gambaran yang sangat bagus tentang Islam. Kepercayaan rakyat AS terhadap Islam ini jauh meningkat tajam dibandingkan sebelumnya. Padahal, bulan lalu, tingkat kepercayaan itu hanya 45%. Maklumat Riset terbaru itu bahkan diakui bahwa motivasi serangan WTC diyakini. Sebagai motivasi politik (49%), sedangkan yang menganggap kerana motivasi agama hanyalah 30%.
Yang lebih menggembirakan, berduyun-duyun orang AS yang memeluk islam. Harian The New York Times (22/10/2001) melaporkan ada sekitar 25 ribu orang Amarika yang kini telah beralih memeluk Islam sejak 11 september. Jumlah yang cukup besar, kerana pada saat normal hanya satu perempat dari jumlah itu. Colombia New Servis (22/3/2001), menulis ada sekitar 15 ribu orang keturunan Amerika Latin beralih dari Katolik dan memeluk Islam di AS. Mereka menyebarkan di berbagai kota meliputi Newark, Miami, Los Angeles dan New York.

Salah seorang di antara yang baru memeluk Islam adalah Ramaha. Perempuan ini adalah seorang karyawati yang sedang bertugas di pangkalan agkatan laut di Pelabuhan Mutiara (pearl Harbour), Hawaii. Ketika Ramaha masih menganut Katolik, ia mengaku telah lama mengalami gelodak batin dan kebingunggan, terutama tentang konsep Trinitas.

Ramaha kemudian mengikuti kajian pengantar Islam di Hawaii. Seminggu setelah tragedy 11 September, Ramaha memeluk Islam di sebuah msjid di Manoa, Hawai bersama puluhan oranglainnya. “Suatu perasaan yang sangat lengkap yang pernah saya rasakan, ketika saya menemukan agama ini,€ ujarnya seperti dituliskan oleh surat kabar local di Hawaii, The Honolulu Advenrtiser.

Presiden Assosiasi Muslim Hawaii, Hakim Quansafi mengatakan, semenjak kejadian 11 September lalu, rata-rata ada sekitar 3 orang AS di Hawaii masuk Islam dalam sebulan. Bahkan, dua bulan setelah terjadinya kes WTC, orang Hawaii yang masuk Islam meningkat sehingga 23 kes. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Ihsan Bagby, Profesor Jurusan Hubungan International di Shaw University, Raleigh, New York City, dijangkakan 4 ribu orang AS masuk Islam pada tahun 2000. Kebanyakan, kata Ihsan seperti di kutip Newsday.com (16/2) lalu, kebanyakan adalah orang AS keturunan Afrika. 4 ribu bakinya adalah orang kulit putih dan 1200 keturunan Hispanik.
Para pengamal agama di AS mengatakan, banyaknya orang AS yang masuk Islam kerana agama ini dikenal sangat atraktik dan memiliki pesan-pesan yang universal. Dalam Islam, setiap orang dilahirkan suci lalu kemudian mengabdi dan kembali pada Tuhan. Perubahan itu, kelak membawa orang untuk mengikrarkan dirinya “Aku bersaksi tidak ada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Rasul-Nya,€ kata Khalid Yahya Blankiship, Ketua Pengarah Agama di Temple University. Khalid telah memeluk Islam sejak tahun 1973 bersama 100 orang lain yang melakukan syahadat ketika itu. “tambahan pula, Islam tidak mengenal kelas,€ lanjut Khalid.
Akan tetapi menurut , Cromwell Crawford, Ketua Pengarah Agama Universiti Hawaii-Manoa, munculnya gelombang muallaf AS ini merupakan kesan psikologis National adanya kes 11 September lalu, Sejak terjadinya kes ini, banyak orang AS mencari informasi tentang Islam yang kemudian membuatnya berubah. Kata Cromwell, kejadian WTC telah merubah hampir semua rakyat Amerika sadar tentang hidupnya. “Suasana negeri ini, kini tengah berganti,“ kata Cromwell dalam The Honolulu Advertiser.

“Harian The New York Times (22/10/2001) melaporkan ada sekitar 25 ribu orang Amarika yang kini telah beralih memeluk Islam sejak 11 september. Jumlah yang cukup besar, kerana pada saat normal hanya satu perempat dari jumlah itu. Colombia New Servis (22/3/2001), menulis ada sekitar 15 ribu orang keturunan Amerika Latin beralih dari Katolik dan memeluk Islam di AS€.

Memangnya, kini Islam menjadi agama pilihan di AS. Ribuan orang mengaku mendapat hidayah, baik dari balik jeruji besi sampai di sekolah-sekolah. Sebahagian muhtadin kebanyakan berasal dari penganut Kristian dan Katolik, penganut terbesar di AS. Sebahagian lainnya adalah kaum Yahudi.
Ada banyak alasan mengapa orang AS lebih suka memilih Islam. Ada yang masuk Islam kerana buku dan hasil penilitian, ada juga yang kerana belajar dari internet, serta ada juga yang kerana pernikahan. “Saya tidak akan masuk Islam kalau bukan kerana Rania,€ ujar David Nerviani seperti dikutip The New York Times. David adalah petugas bartender di sebuah restaoran. Dan calon Isterinya, Rania, adalah wanita keturunan Mesir beragama Islam.
Apa yang menariknya, bagi kebanyakan orang AS, Islam mampu tangani kebergantungan kepada ubat terlarang, minuman keras, dan alkohol. Contohnya, adalah Maryam Roman (55), warga AS asal Puerto Rico, Amerika Latin. Sejak kecil, Maryam dikenal sebagai anggota keluarga Katolik yang taat di Puerto Rico. Saat dewasa, dia pindah ke New York dan di tumbuh besar si kota metropolitan itu. Di New York ia mendapat pekerjaan mengurus sebuah gedung yang memiliki lingkungan buruk. Tak jauh dari tempatnya terdapat pusat pelacuran dan jaringan peredaran ubat-ubat terlarang. Akibatnya Roman terlibat dalam jaringan haram itu. Ia kemudian menjadi agen pengedar tempatan dan ubat-ubat terlarang.

Apabila berkecimpung dalam pengedaran dadah, sekali terlibat tentu sukar untuk lepas darinya. Ia terjerat dalam mata rantai perdagangan ubat gelap. Banayk orang mengancam yang keselamatan jiwanya. Roman kemudian berusaha mencari perlindungan dan kedamaian di gereja. Tapi, akhirnya ia harus pulang dengan kecewa. “Aku menuju gereja kesayanganku yang telah lama kukenal. Tapi aku merasa tidak terhibur dan tidak mendapatkan apa-apa,€ katanya kepada Columbia News Service.
Roman baru mendapatkan hidayah saat pertama mengenal seorang wanita beragama Islam yang berkerja sebagai tenaga keamanan di lingkungan rumahnya. Suatu saat, Roman mendapati orang tersebut sedang beribadah dengan cara yang aneh, sehingga ia tergerak untuk bertanya pada wanita itu tentang apa yang dilakukan. Wanita tersebut menjelaskan dengan senang hati, kemudian memberinya sebuah kitab kecil yang dia ketahui bernama Al-Quran.
Roman membacanya dengan penuh khusyuk di rumah. Dari Al-Quran itulah, Roman akhirnya mendapat nilai-nilai perundangan dan disiplin yang selama ini dicarinya. Tidak beberapa lama, Roman akhirnya memutuskan masuk Islam. “Aku benar-benar merasakan ketengan.€katanya.

Roman, adalah salah seorang diantara ribuan wanita Barat yang sedang memilih memeluk Islam. Fenomena ini cukup menarik kerana selama ini di banyak negara, terutama di AS dan Eropah pandangan orang tentang Islam dan Muslimahnya sangat buruk. Wanita Islam digambarkan sebagai orang yang sering dibatasi pergaulan dan dalam tekanan Islam.
Padahal jika mereka selami sebenar-benarnya ternyata Islam tidaklah buruk sebagai mana cerita sesat itu. Terbukti kemudian banyak perempuan Barat yang tertarik pada Islam. “Ini merupakan revolusi intelektual, saat kaum perempuan sedang menemukan Al-Quran dan hak-haknya,€ujar Salam Marayati, Direktor Eksekutif Muslim Public Affairs Council.
Kita sedang menantikan ribuan atau jutaan Roman lagi di AS dan berbagai negeri di Eropah yang berduyun-duyun memeluk Islam.

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan dan kamu lihat manusia masuk agama allah dengan berbondong-bondong maka bertasbihlah kepada-Nya. Sesunguhnya Dia Maha Penerima taubat.€
(an-Nashr ayat 1-3)


Copyright © 2023 Perak Department of Islamic Religion. Best viewed via Mozilla Firefox and Google Chrome with a resolution of 1024 x 768 and above. This website uses a RESPONSIVE LAYOUT.

Lasted Update :Wednesday 24 April 2024. Total Visitors 17560813

PENGUATKUASAAN UNDANG-UNDANG SYARIAH